Manakala shirat telah mereka lewati, kemudian Allah membiarkan mereka berkumpul pada suatu tempat, yang berada diantara surga dan neraka, yang bernama Qontharah, menunggu izin masuk surga.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, yang menjelaskan akan hal terebut, bahwa Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( إِذَا خَلَصَ الْمُؤْمِنُونَ مِنْ النَّارِ حُبِسُوا بِقَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَيَتَقَاصُّونَ مَظَالِمَ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا نُقُّوا وَهُذِّبُوا أُذِنَ لَهُمْ بِدُخُولِ الْجَنَّةِ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَأَحَدُهُمْ بِمَسْكَنِهِ فِي الْجَنَّةِ أَدَلُّ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا )) [ رواه البخاري ]
“Ketika orang-orang beriman telah mampu melewati neraka, mereka tertahan di Qinthoroh, sebuah tempat antara surga dan neraka. Mereka lalu diadili, akibat kedhaliman yang pernah mereka lakukan ketika didunia, sampai bersih dan suci, baru setelah itu mereka diizinkan masuk surga. Maka demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditanganNya, sungguh salah seorang diantara kalian lebih paham dengan rumahnya yang ada disurga dari pada rumahnya sendiri ketika didunia”. (HR Bukhari no: 2260. Dalam Bab: Qishashil Madhaalim.)
Namun ketika mereka telah mendapat izin masuk, mereka mendapati pintunya tertutup, lalu merekapun sibuk meminta kepada para Nabi syafa’at agar memohon kepada Allah agar dibuka pintu surga.
Hal itu sebagaimana yang dikisahkan dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata; ‘Rasulallahu Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( يَجْمَعُ اللهُ النَّاسَ فَيَقُومُ الْمُؤْمِنُونَ حَتَّى تُزْلَفَ لَهُمْ الْجَنَّةُ فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ يَا أَبَانَا اسْتَفْتِحْ لَنَا الْجَنَّةَ فَيَقُولُ وَهَلْ أَخْرَجَكُمْ مِنْ الْجَنَّةِ إِلَّا خَطِيئَةُ أَبِيكُمْ آدَمَ عَلَيْهِ الْسَّلاَمُ لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ اذْهَبُوا إِلَى ابْنِي إِبْرَاهِيمَ خَلِيلِ اللهِ عَلَيْهِ الْسَّلاَمُ قَالَ فَيَقُولُ إِبْرَاهِيمُ لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ إِلَى مُوسَى الَّذِي كَلَّمَهُ اللهُ تَكْلِيمًا فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُ لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ اذْهَبُوا إِلَى عِيسَى كَلِمَةِ اللهِ وَرُوحِهِ فَيَقُولُ عِيسَى لَسْتُ بِصَاحِبِ ذَلِكَ فَيَأْتُونَ مُحَمَّدًا فَيَقُومُ فَيُؤْذَنُ لَهُ )) [ رواه مسلم ]
“Kelak Allah akan mengumpulkan manusia, maka orang-orang beriman berdiri menunggu sehingga mereka berkumpul didekat surga. Akhirnya mereka mendatangi Adam sembari mengatakan; ‘Wahai bapak kami, mintakan kepada Allah agar pintu surga dibuka untuk kami’. Beliau menjawab; ‘Tidaklah kalian dikeluarkan dari surga melainkan kesalahan bapakmu Adam, aku tidak pantas untuk itu, pergilah kalian kepada anakku Ibrahim, kekasih Allah ‘alihi sallam’.
Rasulallah meneruskan; ‘Maka Ibrahim mengatakan; ‘Aku tidak pantas untuk itu, namun datanglah kepada Musa yang telah Allah ajak bicara langsung’. Lalu mereka mendatangi Musa, dan beliau mengatakan; ‘Aku tidak layak untuk itu, tapi pergilah kalian kepada Isa, ia adalah kalimat dan ruhNya. Namun Isa juga mengatakan Aku tidak layak untuk itu, namun datanglah kalian kepada Muhammad, maka aku pun berdiri dan diizinkan untuk itu”. (HR Muslim no: 288. Dalam Bab: Adna Ahlil Janah Manzilatan Fiiha.)
Pintu surga pun dibuka, mereka terpukau melihat keindahannya.
Seperti yang dikisahkan dalam haditsnya Abu Sa’id al-Khudri yang terdahulu, bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sampai ketika mereka telah bersih dan suci, lalu mereka diizinkan untuk masuk surga. Maka demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditanganNya, sungguh salah seorang diantara kalian lebih paham dengan rumahnya yang ada disurga dari pada rumahnya sendiri ketika didunia”. (HR Bukhari no: 2260. Dalam Bab: Qishashil Madhaalim.)
Setelah memasuki surga, terdengar suara panggilan, mengabarkan pada mereka akan kehidupan yang tiada kematian setelahnya, sehat tanpa dihampiri penyakit, senantiasa muda tidak pernah tua, bergelimang dengan kenikmatan.
Hal itu tergambar jelas dalam firman Allah Azza wa jalla, seperti diantaranya:
قال الله تعالى : ﴿ لَا يَذُوقُونَ فِيهَا ٱلۡمَوۡتَ إِلَّا ٱلۡمَوۡتَةَ ٱلۡأُولَىٰۖ وَوَقَىٰهُمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ ﴾ [سورة الدخان: 56]
“Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka”. (QS adh-Dukhaan: 56).
Dan firman Allah Ta’ala yang lainnya:
قال الله تعالى : ﴿ أَفَمَا نَحۡنُ بِمَيِّتِينَ ٥٨ إِلَّا مَوۡتَتَنَا ٱلۡأُولَىٰ وَمَا نَحۡنُ بِمُعَذَّبِينَ ٥٩ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ﴾ [سورة الصافات : 58-60]
“Maka apakah kita tidak akan mati?. Melainkan hanya kematian kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan disiksa (di akhirat ini)?. Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang besar. (QS ash-Shaaffat: 58-60).
Dalam hadits disebutkan, dari Abu Sa’id al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قالَ رسولَ الله ِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( يُنَادِى مُنَادٍ إِنَّ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوا فَلاَ تَسْقَمُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا فَلاَ تَمُوتُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فَلاَ تَهْرَمُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوا فَلاَ تَبْتَئِسُوا أَبَدًا. فَذَلِكَ قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ : ﴿وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ﴾)) [ رواه مسلم ]
“(Dan) terdengarlah seruan, kalian akan sehat tanpa sakit selama-lamanya, kalian akan hidup terus tanpa meninggal, kalian akan senantiasa muda tidak pernah tua, akan selalu mendapat nikmat tidak berputus asa selama-lamanya. Itulah firman Allah Ta’ala:
قال الله تعالى : ﴿وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ﴾ [الأعراف : 43]
“Dan diserukan kepada mereka: “ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan.” (QS al-A’raaf: 43). (HR Muslim no: 7336. Dalam Bab: Fii Dawaami Ahlil Janah.)
Semoga bermanfaat...
Sumber : https://alquranmulia.wordpress.com/2014/04/07/menuju-titian-shirat-3/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar