Latest News

KEADAAN MANUSIA DI MAHSYAR




Muhammad Ahmad al-‘Amari; Terjemah : 

Arif Hidayatullah;IslamHouse.com


Keadaan manusia pada saat itu, sangat beragam jenisnya, sesuai dengan tingkat amalannya waktu didunia. Diantaranya adalah:

1. Ada yang berdiri dibawah sinar mentari yang begitu panas, sehingga peluh dan keringat membasahi tubuhnya.

Hal itu sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan dari Sahabat Miqdad bin Aswad radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulallahu Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ,- قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَ اللهِ مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيلِ أَمَسَافَةَ الْأَرْضِ أَمْ الْمِيلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ – قَالَ: فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى حَقْوَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا. قَالَ: وَأَشَارَ رَسُولُ الله ِ بِيَدِهِ إِلَى فِيهِ )) [رواه مسلم ]

“Matahari akan didekatkan kepada makhluk kelak pada hari kiamat, sampai ada diantara mereka yang jaraknya sejauh satu mil -(berkata Sulaim bin Amir, salah seorang perawi hadits ini; ‘Demi Allah, aku tidak tahu apakah yang dimaksud dengan mil itu adalah jarak yang ada didunia atau yang dimaksud yaitu sejauh mata memandang’)-. Rasulallah meneruskan; ‘Adapun keringat mereka maka sesuai dengan amalan yang ia kerjakan ketika didunia, di antara mereka ada yang sampai lututnya, ada yang sampai betisnya, ada yang sampai dipinggangnya, bahkan ada yang sampai kemulutnya. Berkata rawi; ‘Dan Rasulallah mengisyaratkan dengan tangan ke mulutnya”. (HR Muslim no: 5108. Dalam Bab: Fii Shifati Yaumil Qiyamah.)

Dalam hadits lain disebutkan, dari Abu Hurairah radhiyallah ‘anhu, bahwasannya Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ فِي الْأَرْضِ سَبْعِينَ ذِرَاعًا وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ)) [ رواه البخاري و مسلم ]

“Kelak pada hari kiamat seluruh manusia mengucurkan keringat, sampai-sampai ada yang keringatnya membasahi bumi tujuh puluh dira’, sehingga menutupi mereka sampai ketelinganya”. (HR Bukhari no: 6051. Muslin no: 5107. Dalam Bab: Fii Shifati Yaumil Qiyamah.)

2. Di antara mereka ada yang berdiri dibawah mentari disetrika dengan api neraka.

Hal itu berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau bercerita: “Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ وَلَا فِضَّةٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا إِلَّا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ صُفِّحَتْ لَهُ صَفَائِحُ مِنْ نَارٍ فَأُحْمِيَ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَيُكْوَى بِهَا جَنْبُهُ وَجَبِينُهُ وَظَهْرُهُ كُلَّمَا بَرَدَتْ أُعِيدَتْ لَهُ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ )) [رواه مسلم ]

“Tidaklah, seorang yang mempunyai harta emas dan perak yang tidak ia tunaikan kewajibannya (tatkala didunia) melainkan pada hari kiamat kelak akan dibuatkan baginya seterika dari lempengan neraka yang dicelup kedalam nereka, lalu diseterikakan kesamping kiri dan kanan, serta punggungnya. Apabila telah dingin maka dikembalikan lagi seperti semula, pada suatu hari yang sama dengan Lima puluh ribu tahun lamanya, hal itu dialami sampai diputuskan perkaranya para hamba (Oleh Allah) sehingga dia dapat melihat jalannya, apakah ke surga atau ke neraka”. (HR Muslim no: 1647. Dalam Bab: Itsmi Maani’iz Zakat.)

3. Ada yang menelungkup dibawah injakan kaki binatang sembari digigiti olehnya.

Seperti yang telah disebutkan dalam haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: ‘Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( مَا مِنْ صَاحِبِ إِبِلٍ وَلَا بَقَرٍ وَلَا غَنَمٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ بُطِحَ لَهَا بِقَاعٍ قَرْقَرٍ تَطَؤُهُ بِأَخْفَافِهَا وَأَظْلَافِهَا وَتَعَضُّهُ بِأَفْوَاهِهَا كُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ أُولَاهَا رُدَّ عَلَيْهِ أُخْرَاهَا فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ )) [رواه مسلم ]

“Tidaklah, seorang yang mempunyai harta onta, atau sapi dan kambing yang dia tidak tunaikan kewajibannya (ketika didunia) melainkan pada hari kiamat kelak mereka semua akan menginjak-injak mencakar serta menginggitnya, tatkala sembuh yang pertama maka dikembalikan seperti semula. Pada hari yang sama dengan Lima puluh ribu tahun lamanya, hal itu sampai diputuskan perkaranya para hamba (oleh Allah) sehingga pada akhirnya dia melihat jalannya, apakah ke surga atau ke neraka”. (HR Muslim no: 1647. Dalam Bab: Itsmi Maani’iz Zakat.)

4. Dan tidak sedikit pula yang berada dibawah naungan ar-Rahman Tabaraka wa Ta’ala.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits yang masyhur, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قَالَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ , وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ , وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ , وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ , وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ , فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ , وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ , وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا , فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ )) .. [رواه البخاري ومسلم]

“Ada tujuh golongan yang akan berada dibawah naungan Allah, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya. (mereka adalah) 

  1. Imam yang adil.
  2. Pemuda yang gemar ibadah.
  3. Orang yang hatinya selalu merindukan masjid.
  4. Dua orang yang berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah.
  5. dan seorang pria yang diajak zina oleh wanita yang cantik jelita, lalu mengatakan: ‘Sungguh aku takut kepada Allah’.
  6. Orang yang bersedekah sembunyi-sembunyi, sampai tangan kirinya tidak mengetahuinya apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. 
  7. Orang yang menyebut nama Allah tatkala sendirian matanya menangis (karena takut)”. (HR Bukhari dalam Bab: Fadhlu man Jalasa fiil Masjid Yantadhirus Sholat. Muslim dalam Bab: Fadhlu Ikhfaa’is Shodaqoh.)

5. Di antara mereka ada yang berada dibawah naungan sedekahnya.

Berdasarkan sebuah hadits, dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: ‘Aku mendengar Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: (( كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ أَوْ قَالَ: يُحْكَمَ بَيْنَ النَّاسِ )) [رواه أحمد]

“Tiap insan akan berada dibawah naungan sedekahnya, sampai dipisah antara sesama insan. Atau beliau mengatakan; ‘Sampai dihukumi manusia”. (HR Ahmad no: 17333, 27/568.)

Setelah berlalu waktu yang begitu panjang tersebut, yang penuh dengan kegalutan dan kesulitan menunggu dipadang Mahsyar, maka selanjutnya:

 Allah Tabaraka wa Ta’ala mengizinkan manusia untuk mencari Syafa’at.

Kejadian yang menegangkan tersebut, tergambar dengan jelas dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ مَاجَ النَّاسُ بَعْضُهُمْ فِي بَعْضٍ فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِإِبْرَاهِيمَ فَإِنَّهُ خَلِيلُ الرَّحْمَنِ فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُوسَى فَإِنَّهُ كَلِيمُ اللَّهِ فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِعِيسَى فَإِنَّهُ رُوحُ اللهِ وَكَلِمَتُهُ فَيَأْتُونَ عِيسَى فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُحَمَّدٍ  فَيَأْتُونِي فَأَقُولُ أَنَا لَهَا فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّي فَيُؤْذَنُ لِي وَيُلْهِمُنِي مَحَامِدَ أَحْمَدُهُ بِهَا لَا تَحْضُرُنِي الْآنَ فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ وَأَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيَقُولُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ لَكَ وَسَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ )) ] رواه البخاري ومسلم [

“Pada hari kiamat kelak manusia berbondong-bondong mendatangi Adam, lalu memelas kepadanya dengan mengatakan: 

‘Mintakanlah syafa’at kepada Rabbmu’. Namun beliau beralasan, Itu bukan bagianku, akan tetapi datanglah kalian kepada Ibrahim, sesungguhnya beliau adalah kekasih Allah, lanjutnya. Lalu mereka mendatangi Ibrahim, dan beliau mengatakan; ‘Aku tidak sanggup, datanglah kepada Musa, sesungguhnya dia adalah kalimu Rahman (orang yang diajak bicara oleh Allah), maka mereka mendatangi Musa, akan tetapi beliau mengatakan: ‘Aku tidak mampu’, namun pergilah kalian ke Isa, sesungguhnya dia adalah ruh dan kalimatnya Allah’. 

Selanjutnya mereka mendatangi Isa, beliau mengatakan; ‘Itu bukan bagianku, akan tetapi pergilah kalian kepada Muhammad’. Mereka kemudian mendatangiku, maka aku katakan; ‘Akulah yang akan maju’. Lalu aku meminta izin kepada Rabbku, dan diizinkan. Kemudian aku diilhami dengan puji-pujian yang aku haturkan, yang belum aku ketahui sekarang. Maka aku memuji dengan puji-pujian tersebut sambil sujud’. 

Lalu Allah berfirman; ‘Wahai Muhammad, angkat kepalamu, katakan maka akan didengarkan, mintalah pasti akan diberi, berilah syafa’at maka akan dikabulkan”. 


(HR Bukhari no: 6956. Dalam Bab: Kalami Rabb Azza wa jalla Yaumil Qiyamah. Muslim no: 286. Dalam Bab: Fii Qaulin Nabi Ana Awalun Naasi Yusyfa’u fiil Jannah.)

 Setelah Allah Ta’ala Mengizinkan Nabi Muhammad meminta syafa’at serta mengabulkannya, maka datanglah Allah ke tempat perhimpunan tersebut.

Allah Ta’ala berfirman:
“Dan datanglah Tuhanmu sedang Malaikat berbaris-baris”. (QS al-Fajr: 22).
Dalam ayat yang lain Allah juga berfirman:

قال الله تعالى : ﴿ وَأَشۡرَقَتِ ٱلۡأَرۡضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ وَجِاْيٓءَ بِٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَقُضِيَ بَيۡنَهُم بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ ٦٩ وَوُفِّيَتۡ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا عَمِلَتۡ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِمَا يَفۡعَلُونَ ﴾ [الزمر: 69-70]

“Dan terang benderanglah bumi (padang Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Rabbnya, dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah Para Nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan”. (QS az-Zumar: 69-70).

 Lalu di nampakan setiap amalan para hamba, tatkala didunia.

Hal sebagaimana yang tertera di dalam firman Allah Azza wa jalla:

قال الله تعالى : ﴿ هَٰذَا كِتَٰبُنَا يَنطِقُ عَلَيۡكُم بِٱلۡحَقِّۚ إِنَّا كُنَّا نَسۡتَنسِخُ مَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴾ [الجاثية: 29]

“(Allah berfirman): “Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan”. (QS al-jaatsiyah: 29).

Dan juga firmanNya:

قال الله تعالى : ﴿ وَكُلَّ إِنسَٰنٍ أَلۡزَمۡنَٰهُ طَٰٓئِرَهُۥ فِي عُنُقِهِۦۖ وَنُخۡرِجُ لَهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ كِتَٰبٗا يَلۡقَىٰهُ مَنشُورًا ١٣ ٱقۡرَأۡ كِتَٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبٗا ﴾ [الإسراء: 13-14]

“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu”. (QS al-Israa’: 13-14).

 Tatkala manusia melihat catatan amalannya mereka semua mengakuinya.

Allah Azza wa jalla menjelaskan hal itu dalam firmanNya:

قال الله تعالى : ﴿ وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ فَتَرَى ٱلۡمُجۡرِمِينَ مُشۡفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَٰوَيۡلَتَنَا مَالِ هَٰذَا ٱلۡكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةٗ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحۡصَىٰهَاۚ وَوَجَدُواْ مَا عَمِلُواْ حَاضِرٗاۗ وَلَا يَظۡلِمُ رَبُّكَ أَحَدٗا ﴾ [الكهف: 49]

“Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Rabbmu tidak Menganiaya seorang pun”. (QS al-Kahfi: 49).

 Namun ketika mereka semua sudah mengakuinya, mereka berbalik mengingkarinya.

Allah Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى : ﴿ إِلَىٰ رَبِّكَ يَوۡمَئِذٍ ٱلۡمُسۡتَقَرُّ ١٢ يُنَبَّؤُاْ ٱلۡإِنسَٰنُ يَوۡمَئِذِۢ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ ١٣ بَلِ ٱلۡإِنسَٰنُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦ بَصِيرَةٞ ١٤ وَلَوۡ أَلۡقَىٰ مَعَاذِيرَهُۥ ﴾ [القيامة: 12-15]

“Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya”. (QS al-Qiyaamah: 12-15)

 Bila keadaannya seperti itu, maka Allah menghadirkan bukti yang akan bersaksi atas perbuatannya.

Apabila manusia sudah mengakui perbuatannya tatkala didunia, kemudian mereka mengelak maka Allah menghadirkan bukti konkrit dengan mendatangkan saksi-saksi, diantara saksi-saksi tersebut yaitu:

a. Angggota Badan
Ia dihadirkan sebagai saksi atas perbuatan yang pernah dilakukannya ketika didunia, hal itu, sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah Azza wa jalla:

قال الله تعالى : ﴿ ٱلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلَىٰٓ أَفۡوَٰهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَآ أَيۡدِيهِمۡ وَتَشۡهَدُ أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ﴾ [سورة يس: 65]

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan kaki mereka memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”. (QS Yaasiin: 65).
Dalam ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى : ﴿ حَتَّىٰٓ إِذَا مَا جَآءُوهَا شَهِدَ عَلَيۡهِمۡ سَمۡعُهُمۡ وَأَبۡصَٰرُهُمۡ وَجُلُودُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴾ [سورة فصلت: 20]

“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan”. (QS Fushshilat: 20)
b. Para malaikat yang kita telah diperintahkan untuk mengimani adanya, dengan masing-masing tugas yang mereka pikul. Seperti halnya:

Yang pertama: Malaikat yang ditugaskan untuk mencatat semua ucapan kita. Hal itu seperti yang tertera dalam firman Allah Ta’ala:

قال الله تعالى : ﴿ إِذۡ يَتَلَقَّى ٱلۡمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٞ ١٧ مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيد ﴾ [سورة ق :17-18]

“(Yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat pengawas yang selalu hadir”. (QS Qaaf: 17-18).

Kedua: Para Malaikat yang ditugasi untuk mencatat segala perbuatan kita. Allah Azza wa jalla berfirman menegaskan hal tersebut dalam ayatNya: “Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS al-Infithaar: 11-12).

Ketiga: Para Malaikat yang bertugas mencatat sholat lima waktu yang dihadirinya. Berdasarkan sebuah hadits shahih yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallah ‘anhu, bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( الْمَلَائِكَةُ يَتَعَاقَبُونَ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ فَيَقُولُ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ يُصَلُّونَ )) [ رواه البخاري ]

“(Ada para malaikat yang bergantian tugas), yaitu malaikat malam dengan malaikat siang. Mereka biasanya berkumpul pada waktu sholat shubuh dan sholat ashar, kemudian para malaikat malam naik kelangit menghadap Allah, lalu Allah bertanya pada mereka. Sedangkan Dia Maha Mengetahui, Allah bertanya bagaimana keadaan para hambaKu ketika kamu tinggalkan. Mereka menjawab; ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sholat dan kami jumpai mereka pun sedang sholat”. (HR Bukhari no: 2984. Dalam Bab: Dzikril Malaikah.)


Terakhir baca ini (Lanjutan)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TIPS ISLAMI Designed by Templateism.com Copyright © 2016 |

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.