Sahabat Ummi, berbuat kesalahan itu adalah tabiat manusia, namun kita perlu untuk terus memperbaiki kesalahan agar berproses menjadi sosok yang lebih baik.
Sebagai istri, sengaja ataupun tidak, kita sering melakukan kesalahan pada suami. Yang disayangkan, banyak istri yang kemudian mencari pembenaran atas kesalahannya tersebut, sehingga kondisi dalam rumah tangga tidak mengalami perbaikan, dan justru makin terpuruk.
“Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR.Ahmad)
Berikut ini 10 kesalahan istri pada suami yang in syaa Allah dapat menjadi bahan koreksi untuk setiap wanita yang berharap menjadi istri shalihah, sebaik-baiknya perhiasan dunia:
1. Tidak menanyakan kehalalan harta suami
Terkadang, istri tidak mempedulikan dari mana asal harta suaminya. Yang penting dinafkahi!
Padahal kehalalan sumber nafkah suami sangat penting untuk diketahui istri, karena Allah hanya menerima yang baik-baik. Nafkah yang haram, berefek pada makanan haram, dan ujung-ujungnya semua ibadah dan doa kita tidak diterima oleh Allah. Sungguh amat merugi!
Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridlainya- beliau berkata: Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah adalah baik dan tidaklah menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin sebagaimana perintah kepada para Rasul :
"Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Qs. Al Mukminun: 51)
Peran istri sangat besar dalam menyemangati suami untuk mencari penghasilan yang halal dan baik.
2. Keluar rumah tanpa izin suami
Ini juga hal yang saat ini sering dilanggar, yakni keluar rumah tanpa izin suami, malah terkadang dengan sengaja sembunyi-sembunyi, meskipun tidak untuk bermaksiat, tetap saja kita perlu meminta izin suami ketika hendak pergi keluar.
Dari Anas ra, Nabi SAW bersabda : “ Siapa saja istri yang keluar dari rumahnya tanpa ijin suaminya, maka ia berada dalam kemurkaan Allah sampai ia pulang atau merelakannya.“ ( HR. Khatib )
Yang repot adalah ketika memiliki suami yang kurang toleran, yang mengunci istri rapat-rapat di rumah saja, bahkan ada keluarga atau sahabatnya yang sakit pun tetap tidak diperbolehkan keluar rumah. Untuk itu, sebelum nikah… perlu untuk mengetahui karakter calon suami, apakah akan memperbolehkan istri untuk leluasa bekerja/ bepergian, ataukah tidak.
“Ingatlah aku beritahukan kepada kamu tentang simpanan seseorang yang patut dipelihara, yaitu isteri yang shalih; yang menyenangkan suami tatkala melihatnya, selalu taat tatkala suami memerintahnya, dan selalu menjaga dirinya dan harta suami tatkala jauh darinya”. Hr. Abu Dawud, Ibn Majah, dan Abû Ya’la
Ibnu Muflih al hambali berkata:
“Diharamkan bagi seorang wanita keluar rumah suaminya tanpa seizinnya, kecuali karena darurat atau kewajiban syari’at”. (Adab Syar’iyyah: 3/375)
3. Boros membelanjakan harta suami
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’: 26-27).
Menghambur-hamburkan uang suami untuk sesuatu yang kurang bermanfaat juga merupakan kesalahan istri yang perlu segera diperbaiki. Akan tetapi suami pun harus paham kebutuhan istri dan keluarga serta berusaha mencukupinya, sehingga istri tidak perlu merasa kesulitan mengatur keuangan.
Dari Wahab diriwayatkan bahwa ia berkata bahwa bekas budak Abdullah bin amru pernah berkata kepada Ibnu Amru: “Pada bulan ini, aku ingin tinggal di sini, “yakni di Baitul Maqdis, Ibnu Umar bertanya: “Apakah engkau meninggalkan bekal yang cukup untuk keluargamu?” Lelaki itu menjawab: “Tidak.”
“Kalau begitu, pulanglah kamu dan persiapkan bekal yang cukup untuk keluargamu, karena aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: “Seseorang sudah cukup dianggap berdosa, ketika ia menyia-nyiakan orang yang wajib dia nafkahi.” (HR. Ahmad II : 160 dan abu8 DAwud 1692) Asal hadist di atas dari Muslim 245, dengan lafazh : “Seseorang sudah cukup dianggap berdosa, ketika ia tidak memberikan nafkah kepada yang berhak menerima darinya.”
Seorang istri bahkan tidak diperkenankan bersedekah menggunakan uang suami tanpa izin terlebih dahulu:
Mengenai seorang istri bersedekah dari harta rumah tangga suaminya, dia mengatakan tidak boleh kecuali dari kelebihan makanan [pokok dan pahala untuk keduanya; tidak halal seorang istri bersedekah dari harta suaminya kecuali atas izinnya. (HR. Abu Dawud)
Lalu bagaimana jika suami pelit dan kikir pada istri dan keluarga?
Hindun binti Utbah istri Abi Sufyan menghadap Rasul SAW, berkata: Wahai Rasul! Sesungguhnya Abu Sufyan itu seorang laki-laki yang sangat kikir. Dia tidak memberi nafaqah padaku dan pada anakku yang mencukupi, kecuali apa yang kau ambil dari hartanya tanpa sepengetahun dia. Apakah aku memikul dosa atas perbuatanku itu? Rasil SAW bersabda: ambilah dari hartanya secara ma’ruf apa yang mencukupi kebutuanmu dan menuckupi kebutuhan anakmu. Hr. Muslim
4. Tidak menjaga penampilan di rumah
Kesalahan istri selanjutnya, abai terhadap penampilan di dalam rumah.
Dari hadits Abdullah bin Salam, bahwa Rasulullah bersabda ”Sebaik-baik istri ialah istri yang menyenangkan kamu bila engkau memandang (nya), dan taat kepadamu bila engkau menyuruh (nya), serta menjaga dirinya dan harta bendamu di waktu engkau tidak berada bersamanya.”
“Dari Anas ra, Rasullullah SAW. Bersabda: ‘Sebaik-baik istri kamu ialah yang menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat, yaitu keras menjaga kehormatanya, pandai membangkitkan syahwat suaminya.’” (HR. Dailami)
5. Kurang berterimakasih pada suami
Dari ‘Abdullah bin Amr ra, ujarnya Rasullullah SAW. Bersabda:
“Allah tidak mau melihat istri yang tidak berterima kasih atas kebaikan suaminya.“ (HR.Nasa’i)
6. Mengingkari kebaikan suami
“Wanita merupakan mayoritas penduduk neraka. Karena kekufuran mereka,” jawab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal itu bisa terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?
Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).
7. Mengungkit-ungkit kebaikan diri sendiri
Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak terkecuali seorang istri. Yang jadi masalah adalah jika seorang istri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]
Abu Dzar radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.”
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR. Muslim]
8. Sibuk di luar rumah
Terlalu sibuk di luar rumah sehingga mengabaikan hak suami dan anak adalah kesalahan yang fatal. Istri harus pintar-pintar mengatur waktu sehingga keberadaannya di luar rumah tidak mengganggu kewajibannya di dalam rumah.
“..dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.” (QS: Al Ahzaab : 33).
“Wanita adalah aurat. Apabila ia keluar, syaitan akan menghiasinya dari pandangan laki-laki.” Hadits shahih: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 1173)
Dari Abdullah bin Umar ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda : Hak suami terhadap istrinya adalah tidak menghalangi permintaan suaminya kepadanya sekalipun sedang di atas punggung unta, tidak berpuasa walaupun sehari saja selain dengan izinnya, kecuali puasa wajib. Jika ia tetap berpuasa, ia berdosa dan puasanya tidak diterima. Ia tidak boleh memberikan sesuatu dari rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Jika ia memberinya maka pahalanya bagi suaminya dan dosanya untuk dirinya sendiri. Ia tidak keluar dari rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Jika ia berbuat demikian, maka Allah akan melaknatnya dan para malaikat memarahinya sampai tobat dan pulang kembali sekalipun suaminya itu dzalim.”
9. Cemburu buta
"Ada jenis cemburu yang dicintai AllahSubhanahu wa Ta'ala, adapula yang dibenci-Nya. Yang disukai, yaitu cemburu tatkala ada sangkaan atau tuduhan. Sedangkan yang dibenci, yaitu adalah yang tidak dilandasikeraguan" (Sunan al Baihaqi)
Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang istri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak mendasar, dan hanya berasal dari praduga; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.
Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya istri terhadap suami karena kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya: berzina, mengurangi hak-hak nya, atau menzhaliminya.
Ali bin Abu Thalib pernah mengatakan, “Janganlah kalian keseringan cemburu terhadap pasanganmu karena justru keburukan akan mendatangimu.”
Demikianlah 9 kesalahan istri yang perlu diperbaiki. Semoga dapat menjadi bahan untuk introspeksi diri untuk kita semua.
sumber foto: google
Sumber : http://www.ummi-online.com/9-kesalahan-istri-pada-suami.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar